Just another free Blogger theme - NewBloggerThemes.com

OOP, Tips, Trick, E-Book, All About Delphi

Tuesday, October 08, 2019

Sebelumnya terima kasih atas pertanyaannya. Kebetulan ini adalah pertama kalinya saya menulis jawaban pada Quora, hehe, saya cenderung hanya jadi pembaca saja.
OK mari kita jawab pertanyaan "Apakah kamu menyesal kuliah di jurusan Teknik Geodesi ?"
Jawaban saya adalah saya tidak menyesal kuliah di jurusan Teknik Geodesi. Saya sendiri merupakan alumni jurusan Teknik Geodesi UGM. Apakah saya sudah bekerja? Jawaban saya saat menulis ini adalah belum bekerja, tetapi saya diberi kesempatan untuk belajar lanjut. Ya tepatnya saya sedang menyelesaikan program magister. Dimana? Saya berkesempatan untuk menempuh studi lanjut di magister S2 Teknik Geomatika UGM. Tepatnya saya diberikan kesempatan untuk mengikuti program Fasttrack. Program dimana saya waktu kuliah pada semester 7 & 8 tetapi saya sudah mengambil semester 1 & 2 pada studi S2. Statusnya? belum lulus S1 saat itu, tetapi setelah lulus semester 8, langsung daftar S2nya dan melanjutkan semester 3 dan 4 setelahnya.
Sebelumnya jurusan Teknik Geodesi bukanlah jurusan yang saya inginkan. Saat saya SMA saya tetapi dengan ideologi saya yaitu ingin bersekolah di Univeristas terkenal di Bandung, ya apalagi kalau bukan I*B. Dulu sewaktu SMA tidak ada bayangan bagi saya untuk masuk dalam jurusan ini dan pada univesitas sekarang yaitu UGM. Saya masuk jurusan Teknik Geodesi jalur SBMPTN pilihan kedua. Dahulu saat SNMPTN saya tetap dengan ideologi SMA saya dan begitu pula dengan SBMPTN pilihan pertama, saya tetap pegang teguh pilihan idologi saya saat itu. Pilihan jurusan ini adalah pilihan dari kedua orang tua saya, apakah kedua orang tua saya adalah seorang alumni Teknik Geodesi? Jawabanya adalah bukan, orang tua saya adalah seorang guru sekolah biasa.
Awalnya saya tidak mengetahui apa itu jurusan Teknik Geodesi. Akan tetapi, saya telah bertekat dimanapun saya berada di situ saya harus terus survive dan berkembang. Awalnya memang berat tetapi saya mulai terbiasa dan mengerti alur dari pengetahuan ilmu Geodesi ini. Menurut saya, ilmu Geodesi adalah ilmu yang terus berkembang seiring perkembangan teknologi dan tentu saja Bumi itu sendiri.
Jurusan Teknik Geodesi itu belajar apa saja? Menurut hemat saya di Teknik Geodesi secara umum adalah belajar bagaimana untuk mengukur Bumi dan penerapannya. Pengukuran atau survei yang dimaksud di sini meliputi darat, laut dan udara. Di darat dapat menggunakan survei terestris dan GNSS, di laut dengan survei batimetri dan di udara dengan menggunakan Sistem Pengindaraan Jauh dan fotogrametri. Apakah hanya itu? Tentu saja tidak, di Teknik Geodesi juga belajar mengenai hukum dan pemograman komputer dan masih banyak lagi. Di bidang industri sangat berkaitan dengan GIS. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ilmu geodesi juga sudah berkolaborasi dan dapat memanfaatkan bidang BIG DATA[1], salah satu tulisan saya ada di Geospatial Analytics of Pedestrian Safety in Tanah Abang. Tantangan kedepanya adalah bagaimana untuk melakukan survei dengan ketelitian tinggi dan dengan waktu singkat, dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah pada bidang Smartcity dan Industry 4.0.
Mengenai pekerjaan setelah lulus, Teknik Geodesi banyak dibutuhkan di hampir semua bidang, terutama yang berkaitan dengan spasial. Menurut saya, ilmu Geodesi masih dibutuhkan di masa mendatang jadi jangan terlalu kawatir dengan masa depan, manfaatkan masa sekarang dan yang terpenting adalah melakukan hal yang terbaik.
Jika kalian ingin mengetahui seseorang yang bisa dijadikan referensi dan motivasi dalam menempuh di jurusan Teknik Geodesi salah satunya adalah Beliau Bapak I Made Andi Arsana [2]. Silahkan kunjungi blog pribadi beliau pada catatan kaki di akhir tulisan ini. Atau salah satu profil alumni yang sudah bekerja di bidang pertambangan yaitu Sapta Hadi[3] . Kemungkinan kalian akan mengetahui gambaran dari terapan ilmu Geodesi dalam bidang pekerjaan.
Sekian, semoga dapat pencerahan dan berguna informasinya.
Catatan Kaki

Sumber : Quora


Thursday, October 03, 2019

Pertanyaan menarik.
Mengingat berhaji dari Indonesia harus tunggu antrian yang lama, berhaji dari luar negeri sepertinya menjadi opsi khusus.
Supaya bisa mendapatkan visa haji yang dikeluarkan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jepang, syaratnya minimal dua yaitu :
  • Memiliki paspor dengan masa berlaku minimal 6 bulan saat keberangkatan haji. Jika paspor yang kita miliki saat mendaftar haji masih berlaku (misalnya) 8 bulan namun saat berangkat haji (misalnya) tinggal 4 bulan, lebih baik segera memperbarui paspor di KBRI setempat dengan alasan haji.
  • Memiliki residence card atau izin tinggal di Jepang yang berlaku minimal 6 bulan saat keberangkatan haji. Visa kunjungan sementara ke Jepang seperti wisata tidak diperkenankan untuk mendaftar visa haji.
Setelah dirasa memenuhi persyaratan, sekarang tinggal cari dan pilih agen perjalanan yang sesuai dengan keinginan dan isi kantong. Dari situ biasanya masing-masing agen akan menjelaskan tentang pelayanan yang mereka berikan, dokumen apa saja yang perlu kita kumpulkan, hal apa saja yang perlu kita siapkan, dan uang yang harus kita bayar.
Rentang biaya untuk haji dari Jepang, untuk tahun ini berkisar antara JPY550,000~JPY650,000 atau setara dengan IDR 60juta s.d. IDR 70juta.
Pada intinya, jika ingin berniat beribadah haji tanpa menunggu lama namun tetap legal, saya sarankan untuk mencari peluang melanjutkan studi atau bekerja sementara di negara yang muslim adalah minoritas seperti : Jepang, Korea, Inggris, USA, dan negara lainnya.


Wednesday, October 02, 2019

  1. Pastikan diri anda kering dan beralas kaki dengan sol insulator (karet/kulit).
  2. Temukan sumber listrik (saklar/circuit breaker), buka pemutus rangkaian.
  3. Jika tidak menemukan pemutus listrik, maka pisahkan korban dari kontak dengan arus listrik memakai bahan non-konduktor contohnya kain, jaket, sabuk, papan, tongkat kayu, jangan menyentuh korban langsung dengan tangan telanjang.
Jabatan karir tertinggi bagi PNS adalah ketika PNS tersebut menjadi pejabat Eselon I. Jabatan pada tingkat Eselon I adalah Sekretaris Jendral, Direktur Jendral atau Deputi.
Golongan pangkat tertinggi bagi PNS adalah golongan IV (Pembina) yang dimulai dari IV/a hingga IV/e. Apakah semua PNS dengan golongan IV sudah pasti menjadi Pejabat Eselon I ? tidak. Banyak PNS yang telah mencapai pangkat IV (Pembina) namun tidak menjadi pejabat Eselon I. Tetapi banyak PNS dengan pangkat golongan IV yang menjadi pejabat Eselon II.
Pejabat Eselon I adalah pejabat tertinggi di suatu Kementrian atau Lembaga Pemerintah, di bawah Pejabat Eselon I terdapat beberapa Pejabat Eselon II dan di bawah Pejabat Eselon II ada banyak pejabat Eselon III dan di bawah Pejabat Eselon III banyak Pejabat Eselon IV dan di bawah Pejabat Eselon IV adalah staf yang tidak memiliki jabatan apapun.